Ternyata tidak segampang yang dikhayalkan. Apatah tidak, sejak membercard berada ditangan, sampai tahun berganti belum juga kupergunakan. Tapi kemudian, pada waktu yang tidak diduga-duga, aku dan seorang temanku, Nureza (seprofesi denganku) meneguhkan tekad untuk mengambil langkah pertama memasuki ruang fitnes itu. Aku lupa tepatnya tanggal berapa, yang pastinya masih di bulan Januari 2015, pagi- pagi sekali aku dan Reza sudah tiba di tempat latihan. Maklum, kami harus mencuri waktu di tengah kesibukan mencari berita (sok sibuk sih hehe).
Dengan semangat yang menggebu (waktu itu), kami menuruti instruksi pelatih. "Ini untuk otot ini, otot itu. Setiap step 10 hitungan ya. Diulang dua kali," ujar pelatih saat itu. Kami hanya menurut saja. Sesi latihan sebenarnya tidak lama, sekitar satu sampai satu setengah jam saja. Tapi tetap saja itu membuat aku pontang panting. Belum lagi kalau ada jadwal liputan pagi. Akhirnya, setelah lima kali latihan, aku memutuskan berhenti.
Bukan karena repot harus mencuri-curi waktu. Tapi lebih karena, ini kenapa timbanganku semakin naik setelah fitnes?! Agak frustrasi waktu itu. Bayangkan saja, nafsu makan setelah latihan menjadi tiga kali lipat. Duh.. Haha serasa menggelambir dimana-mana. Ternyata aku tidak berjodoh dengan olahraga itu. Berkhayal berubah aduhai, justru jadi sebaliknya. Dadah babay barbel, squad, abang pelatih :p.
Akupun memilih kembali kepada olahraga konvensionalku, yaitu jogging dan senam melalui video dari YouTube. Susah payah juga mengembalikan selera makanku ke porsi semula. Tapi seminggu belakangan ini, aku sudah mulai bisa mengaturnya.
Dan bagaimana dengan Nureza? Repoter televisi lokal itu sepertinya masih melanjutkan kegiatan fitnes nya bersama temannya yang lain. Dan hidup berbahagia😄
Tidak ada komentar:
Posting Komentar