Hari ini tanggal 28 Oktober 2013 adalah
hari Sumpah Pemuda. Seremonial yang
pastinya dirayakan tiap tahunnya oleh lapisan masyarakat. Di tiap kota diadakan
peringatan-peringatan dan acara dalam menyambut hari yang bersejarah bagi
bangsa Indonesia ini.
Hari ini, tanggal ini, juga hari
yang bersejarah bagi saya. Kenapa begitu? Coba deh dijawab hehe.. Hari ini
adalah hari pertama saya bekerja. Hari pertama saya masuk kedunia baru. Dunia
REAL. Fase selanjutnya setelah melewati
masa studi universitas (dalam hati tetap berharap semoga bisa mengenyam
pendidikan lagi, amin). Hari pertama saya memulai karir saya sebagai Jurnalis /
Wartawan di Batam Pos perwakilan Tanjungpinang.
Pagi ini dimulai dari bangun
tidur yang sangat bersemangat (setelah semalaman bergotong royong menguras air dari
penampungan –yang secara tak sengaja- dibiarkan meluber masuk dan nyaris mencapai
kamar kosku), kemudian bersih-bersih kamar dengan cekatan, kemudian mandi
dengan hati berbunga- bunga seraya berkaraoke ria di kamar mandi dan
bersiap-siap dengan dandanan ala kadarnya (maklum orang lapangan, ngga mesti
kece :P). Dan.. capcusss...!!!
Datang lebih awal dari waktu yang
ditentukan oleh bang Zekma (Beliau ini punya posisi yang cukup penting, beliau mengkoordinir
serta memberi ide wartawan mencari berita kemana dan harus apa, juga mengecek
hasil tulisan yang kami buat), ternyata sudah
ada Fatih – wartawan baru yang juga akan memulai debut perdananya hari ini –
yang kebetulan baru datang. Naik ke lantai dua dan belum ada wartawan lain yang
datang (sebelum pulang ini saya tau kalau wartawan itu datang ke kantor cuma
sore untuk mengetik naskah dan kemudian dikirim ke pusat). Sembari menunggu
obrolanpun mengalir. Dari Fatih ini saya tau kalau Tanjungpinang adalah “sarang”
para penulis-penulis handal, dan sering diadakan acara-acara kesastraan di kota
ini (haduh, merasa paling ngga up to date
banget saya ini). Fatih ini memang niat banget buat kerja di surat kabar ini,
dan pengetahuannya mengenai karya sastra itu bisa di acungi jempol deh. Aku Cuma
bisa manggut-manggut denger ceritanya.
Akhirnya pukul 09.00wib Farah -bisa
dibilang senior saya- menjemput kami* di kantor(read: saya dan Fatih) menuju ke
morning bakery untuk rapat kecil (keren toh rapat di toko roti, makan roti,
gratis pula :P). Disitu bang Zekma memberi arahan untuk kami. Fatih ditugaskan
meliput di Polresta km5 Tanjungpinang. Sedangkan saya meliput kegiatan atau
gerakan mahasiswa berkaitan dengan hari Sumpah Pemuda hari ini. Kebetulan yang
memberi masukan adalah Fatih, setelah mendapat informasi dari temannya yang
malam tadi menghadiri acara Himpunan Mahasiswa Peduli Bahasa Indonesia. Fatih
memberikan nomor temannya.
Setelah saya hubungi ternyata
temannya memberikan nomor yang lain, kemudian nomor yang lain itu juga tidak
bisa diwawancarai saat itu dan memberikan nomor lain lagi (Nah loh. Bingung??
Iya sengaja kok hehe). Nomor yang diberikan ini ternyata nomor salah satu dosen
Sastra Indonesia di FKIP UMRAH (Universitas Maritim Raja Ali Haji) yang merupakan
Perguruan Tinggi Negeri Kepulauan Riau. Sempet takut ketika saat dihubungi
beliau ngga mau menjawab telpon saya (sedikit lega juga, karena nomor beliau
beda operator hehe), tapi ketika di hubungi via sms alhamdulillah beliau bisa
dan akan bertemu di lapangan Pamedan jam 11.30 wib pagi tadi.
Saya pun bertemu dengan beliau.
Dan ini adalah wawancara saya yang pertama.
Menurut saya, narsum* (read : nara sumber) saya ini adalah tipe orang
yang sangat-sangat interaktif. Saya sangat kewalahan mendengarkannya berbicara.
Saya tanya A beliau menjawabnya dari A-Z, saya tanya Z beliau juga menjawabnya
juga dari A-Z. Wah ini tangan saya sampai gemeteran. Bukan karena grogi, tapi
karena kelamaan megangin recordernya. Pegel gilak... :D
Beliau ini sangat menyayangkan
bagaimana kita sebagai pemuda Indonesia, khususnya masyarakat melayu yang
bertempat tinggal di Kepulauan Riau, dan merupakan tanah yang melahirkan bahasa
Indonesia itu sendiri, ngga bisa memahami dan menerapkan penggunaan bahasa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari (udah ya, capek loh ngetiknya, bacanya kalau
bisa sambil berapi-api dong yah :D).
Akhirnya bapak ini sangat
pengertian terhadap penderitaan saya yang berjuang selama kurang lebih 50 menit
dan nyaris pingsan saking pegelnya (oke, ini memang di-lebay-kan sodara :P). Percakapan
pun di akhiri. Saya mohon pamit dan mengucapkan terimakasi. Leganya minta ampun
waktu itu.
Agenda selanjutnya menemani Farah
mncari lubang dijalan (berita bisa darimana saja toh.. hehe). Kemudian
mendatangi Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Tata Kota. Ya mungkin memang sudah
jadi kebiasaan pejabat daerah kali ya, selalu ngga ada waktu dicari. Sibuknya
minta ampun. Semuanya ngga ada di tempat. Akhirnya kami pulang , mau makan
laper udah jam 15.00 wib.
Eh jangan dikira perjuangan untuk
mencapai kantor dinas itu mudah ya. Kami berdua harus melewati hujan badai dan
ban motor bocor loh. Dikejar waktu pula. Yap jam tiga sore kami harus tiba di
kantor buat ngetik naskah dan dikirim ke pusat (lewat dikit aja ngga apa-apa
ding).
Sesampianya dikantor langsung deh
ngetik. Saya dan farah berbagi berita karena Farah ngga dapat berita hari itu,
tapi bukan farah dong kalau ngga punya berita. Doi udah punya berita lain juga
kok. Oiya, belum kenalan sama Farah, toh. Farah itu lulusan SMAN 2
Tanjungpinang. Sama kayak saya. Dia dua tahun dibawah. Tapi kalau di kantor dia
senior dong. Lulusan komunikasi IPB. Jadi jangan heran kalau gaya menulisnya
sudah bisa dibilang mahir dan tanpa cela #tsaahh.
Menulis informasi yang diperoleh
dari ransum itu juga ngga gampang loh. Apalagi kalau yang nulis itu dibawah
level amatir seperti saya. Ya ampun lama banget mikirnya. Mau mulai dari mana
nih? Awalnya nulis apaan nih? Nah pertanyaan seperti itu selalu jadi topik
utama buat saya. Tapi kemudian saya berpikir, tulis aja yang ada di kepala
dulu. Pokoknya ditulis aja. Selalu berhasil loh. Inspirasi seakan terus
mengalir walaupun kadang-kadang agak mentok. Namanya juga amatir, kan baru belajar :P.
Baris demi baris kata akhirnya terangkai berkat tekad kuat dan kemauan yang keras untuk menyelesaikan hasil yang baru setengah matang. Dibaca berulang-ulang, hapus sana, hapus sini. tambahin sana tambahin sini. Ctrl+x, Ctrl+c, Ctrl+V. Akhirnya, taraaaa.. selesai juga . Eits, jangan senang dulu, bakal di periksa sama bang Zekma loh. Oke, ditunggu.. Ditanya sana sini. Ini apa maksudnya, yang itu apa.. dan alhamdulillah selesai. Setelah berdiskusi mengenai apa yang mau diliput besok, jam 19.30 wib akhirnya pulang ke kosan tercinta deh. Saya dapat tugas ke perpusda dan kota. Hei jangan dikira mudah-mudah aja loh ya, ini daftarnya uda seabrek loh.
Baris demi baris kata akhirnya terangkai berkat tekad kuat dan kemauan yang keras untuk menyelesaikan hasil yang baru setengah matang. Dibaca berulang-ulang, hapus sana, hapus sini. tambahin sana tambahin sini. Ctrl+x, Ctrl+c, Ctrl+V. Akhirnya, taraaaa.. selesai juga . Eits, jangan senang dulu, bakal di periksa sama bang Zekma loh. Oke, ditunggu.. Ditanya sana sini. Ini apa maksudnya, yang itu apa.. dan alhamdulillah selesai. Setelah berdiskusi mengenai apa yang mau diliput besok, jam 19.30 wib akhirnya pulang ke kosan tercinta deh. Saya dapat tugas ke perpusda dan kota. Hei jangan dikira mudah-mudah aja loh ya, ini daftarnya uda seabrek loh.
Pengalaman hari ini selesai sampai sini dulu yah. Masih pengen nulis lagi sebenarnya sih. Sebenarnya sih. Tapi jam sudah menunjukkan pukul 23.15 wib dan saya sudah sangat mengantuk dan lelah. Okeh.. tataaaaaaa.. :D