Kau pernah mengenal luka? Luka yang buatmu hampir gila sampai-sampai mampu buatmu lupa bahagia yang pernah kau rasa. Hari yang kau lampui terasa sama saja. Bahkan kicauan burung yang kata mereka merdu, sumbang kau dengar ditelinga. Kau malaikat pencabut nyawa. Kaulah. Kau yang membuatku tak bernyawa. Meregang ditengah-tengah tingginya cita. Cita kita.
Aku mati, ketika dengan cepat langkah kakimu beranjak pergi dan tak menoleh lagi.
Ku titipkan luka ini. Sedikit - sedikit, di lorong-lorong yang ku lewati, di dermaga kotaku. Sengaja kutitipkan dan kutinggalkanketika gelap, agar orang tak tau bahwa aku sebenarnya luka. Aku tak mau orang tau bahwa kaulah sebabnya. Ah.. masih saja terasa berat luka ini.
Senja, seolah mengerti dan tersenyum coba menghiburku. Tapi, tau apa dia? senyuman itu bahkan seoalah mengejekku. Tau apa senja? bukankah dia tak tau apa itu luka? Senja pasti tak pernah terluka. Karena dia hanya senja. Sudah pergi saja senja. Biar malam yang menemaniku. Luka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar