Pertunjukkan Seni Tari Presean Lombok NTB di Pentas Seni Budaya Ritual Kesenian Daerah Tanjungpinang 2014
Saling Pukul, Ngeri-Ngeri Seru
dan Diiringi Gendang Raksasa
Dua pemuda saling serang dan saling pukul. Keduanya bukan terlibat
tawuran, bukan pula berebut cewek. Mereka tampil sebagai bagian dari
Pentas Seni Budaya Ritual Kesenian Daerah Tanjungpinang 2014 di Anjung
Cahaya, Sabtu (10/5) malam. Bagaimana kelanjutan aksi seru ini?
LARA ANITA, Pinang Kota
Kedua pemuda yang lagi semangat adu kekuatan dan kelincahan itu
dikelilingi sekumpulan laki-laki yang asik memainkan musik. Beberapa
kali aksi kedua pemuda itu hampir menabrak penonton. Masing-masing,
memakai ikat kepala dan bersarung, berdiri di dua sisi berbeda.
Masing-masing tangan kiri mereka sama-sama memegang perisai yang terbuat
dari kulit binatang. Sementara, tangan kanan erat memegang rotan yang
panjangnya tidak sampai dua meter. Ujung rotan itu dibalut dan
dipadupadankan dengan aspal dan pecahan beling.
Mereka menunggu aba-aba wasit, menunggu aba-aba untuk saling pukul.
Rotan itulah yang akan digunakan sebagai senjata, dan perisai yang
mereka pegang, sebagai penahan serangan lawan. Penonton sedikit bingung,
apa yang akan terjadi? Berselang berapa detik, sang wasit memberi
aba-aba mulai, kedua pemuda itu dengan beringas sontak saling memukulkan
rotan. Berusaha mencari celah supaya mengenai tubuh lawan. Bagi yang
berhasil, akan mendapatkan poin.
Begitulah cara kerjanya. Kedua pemuda itu tengah mempertunjukkan seni
tari presean, suguhan khas dari Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB). Decak
kagum dan kaget seketika terlihat dari wajah-wajah penonton.
Konon, tarian yang berasal dari suku Sasak itu, dahulunya adalah sarana
latihan bagi para prajurit Lombok, sebelum berperang. Tarian itu juga
sarat akan pesan moral. Dikatakan demikian, sebab meskipun dalam
pertarungan itu prajurit akhirnya berdarah karena pukulan dari rotan,
mereka tidak memiliki dendam ataupun amarah. Dalam suguhannya, tarian
presean ini diiringi oleh musik tradisional. Seyogyanya, pertunjukkan
ini terdiri dari lima ronde.
Uniknya, seni tari ini diiringi musik tradisional, dimana alat musik
utamanya berbetuk gendang, dan dikenal dengan sebutan gendang beleq
(lafal be tidak tebal. Seperti te pada kata telur, red). Gendang ini
berukuran raksasa. Bahkan ukurannya lebih besar dari si pemain. Sehingga
pemain musik harus menabuh gendang ini sambil berdiri. Ada dua gendang
yang ditabuh pada pertunjukkan itu, yang juga ditabuh oleh dua pemuda.
Alat tabuh hanya dipegang oleh tangan kanan, sedangkan tangan kiri,
menggunakan telapak tangan sebagai penabuhnya. Sungguh apik, karena
pemain terlihat sangat lihai memainkan gendang. Ditambah dengan iringan
musik lainnya. Menambah riuh semarak pukul memukul para prajurit yang
beraksi dibawah panggung.
Jika sekilas didengar, musik yang dihasilkan, mirip dengan musik dari
Bali. Bisa saja, sebab letak geografis antara Lombok dan Bali tidak
terlalu jauh. " Gendang in dulunya dipakai untuk mengiringi kepergian
prajurit ke medan perang. Dan menyambut kepulangan prajurit," kata Ketua
Sanggar Rinjani Lombok, Sahri di sela-sela pertunjukkan.
|
Yusnadi/Batam Pos |
Tarian ini digelar dalam ritual kebudaaan yang digelar oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tanjungpinang, Sabtu (10)
malam di Anjung Cahaya, Tepi Laut. Adalah oleh dinas, acara tampilan
seni dan budaya ini merupakan iven rutin setiap tahunnya. Bahkan di
setiap bulannya, ditaja iven serupa yang menampilkan pertunjukkan dari
kebudayaan yang berbeda.
Penonton sangat terhibur dengan apa yang tengah dilihatnya. Pasalnya, di
Tanjungpinang sendiri, jarang sekali ada pertunjukkan seni dan budaya
dari daerah lain, apalagi Lombok. Tentu saja antusias masyarakat sangat
besar terhadap pertunjukkan ini. Terlihat sirat kengerian di wajah
pengunjung, saat melihat salah seorang pemuda terkena sabetan rotan dari
lawannya. "Ngeri betul," ujarnya. Tapi, semakin ngeri, ternyata semakin
banyak yang tertarik untuk menonton pertunjukkan itu. "Sakit tak ye,"
sebut penonton lainnya.
Selain seni tari presean, sanggar ini juiga menampilkan tari barong.
Dimana tarian ini, diperuntukkan untuk menghibur raja pada zaman dahulu.
Dalam tarian ini, sesesorang bertopeng barong menari ke sana kemari
dengan gerak yang terlihat lucu. Tari barong ini, juga diiringi oleh
gendang beleq, namun ritme musiknya lebih ceria.
Seorang pengunjung, Zulfikar mengungkapkan kekagumannya terhadap tari
tradisional Lombok itu. Menurutnya, tontonan yang tengah ditontonnya
merupakan hal baru baginya. "Unik, karena tadi saling pukul," ujarnya
kemudian menambahkan, meskipun sakit saat kena pukul, para pemain masih
tetap semangat. Zul berharap, untuk kedepannya supaya lebih banyak lagi
tampilan kesenian yang disuguhkan. "Apa kesenian dari Lombok, cuma dua
saja yang paling utama,?," tanyanya.
Ucapannya Zulfikar, disambung oleh teman sebelahnya, Albet. Albet juga
mengaku baru pertama kali melihat kebudayaan Lombok ini. Ia bahkan heran
melihat gendang belek yang sangat besar itu. "Gede gendangnya," ujarnya
lantas tertawa, kemudian melanjutkan memotret setiap momen pertunjukkan
yang membuatnya jakun itu.