Minggu, 21 September 2014

Rindu Seketika...

Tiba-tiba rindu..
Bukan merindu dendam bak pungguk merindukan bulan. Tapi, mungkin bisa saja serupa itu.
Bak seorang yang merindukan pujaan hati, aku pun begitu.
Bedanya, aku merindukan kawan-kawan seperjuangan di almamater tercinta Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Rindu ini sebenarnya kerap timbul tenggelam. Saat aku beraktifitas, bisa dikatakan sejenak terlupakan. Tapi di saat seperti sekarang, ingatan-ingatan tentang mereka kembali bermunculan. Bahkan, aku sempat menangis sejadi-jadinya ketika menonton video sederhana editan kepala puak angkatan kami di jurusan Biologi. Siapa lagi, tentunya si odong Khotibul Umam. Video itu pastinya dibuat si odong dengan kemampuan mengedit ala kadarnya :P .. Hahaha, tapi tetap aku salut sama dia. 

Seperti sekarang ini, aku kembali teringat kawan-kawan BioSquad 2008, karena tak sengaja melihat postingan foto wajah beberapa  temanku di grup angakatan kami. Lagi-lagi itu ulah si Umam. Aku tau dia pasti merindukan kami dari Taiwan. Tau banget. 

Foto kita di Parangtritis Beach. Yang ngga ada jangan marah ya. Salahnya ngga ikut :P
Kalau sedang begini, aku sering bertanya-tanya. bagaimana kabar mereka? Seperti apa sekarang? dan banyak lagi tentunya.jadi teringat pertama masuk kuliah. bagaimana perkenalan pertamaku dengan Sofi di hari pertama. Lalu perkenalanku dengan Vela, Siti dan Mery. Kemudian berlanjut ke teman-teman lain. Ya ampun, saat itu kita begitu pecicilan. (Beda kalau dibandingin sama P.Bio :p)

Di waktu-waktu lainnya, aku akan teringat saat-saat mengerjakan laporan praktikum. Contek sana contek sini. Copy laporan si itu ini situ sini. Rasanya begitu singkat waktu-waktu itu berlalu kawan. Tiba-tiba kita sudah memakai toga dan telah meninggalkan almamater, serta jejak kebersamaan kita di kampus. Tapi itu bukan berarti kalian menghapus jejak kebersamaan kita di hati kalian kan??



Tanjungpinang, 21 September 2014
20.05 WIB :*



Jumat, 19 September 2014

Flashback...

=====

Sebenarnya, ini waktu aku sudah benar-benar kepingin tidur. Tapi nyatanya, semakin berusaha mejamkan mata, eh mata makin 'gak bisa merem. Ujung-ujungnya ikut sok sibuk seperti adikku yang juga tengah benar-benar sibuk mengerjakan tugas.

Sejak pagi pikiranku sudah menerawang jauh ke belakang, saat pertama memulai kerja. Setelah berhasil melalui hari pertama, dan menurutku luar biasa sukses (yah, walaupun beritanya tidak terbit :p). Tibalah hari ekseskusi ke dua. Di hari ke dua itu, aku sudah dibekali Bang Zekma tugas ke perpustakaan daerah, untuk menanyakan ini itu. bla bla bla.Oke, semua pertanyaan sudah ku catat di buku kecil. Sendirian aku naik angkot ke perpustakaan. Hal lain yang harus diketahui, waktu itu aku juga tidak tahu, kalau yang harus diwawancarai adalah 'petinggi' instansi terkait. Aku dongok lagi,

Yah, untungnya saat itu fotografer, Bang Odi datang. Sedikit banyak dia menjelaskan, kalau mau wawancara harus ke ini itu sini situ. Sebelum wawancara harus perkenalkan diri, lalu bla bla bli bli. Alhamdulillah sedikit tercerahkan. Tapi tetap loh, aku masih dongok banget. Yasudah, yang penting ada bekal toh.

Singkat kata, wawancara selesai. aku pun kembali ke kantor. Whoilla!! sesampainya di kantor aku tetap tidak tahu akan mengolah berita yang seperti apa. Apa sisi yang menarik? Aku buntu lagi. Dan... jadilah aku membuat sesuka lagi,, hehe. Dann you knowlah. ending-endingnya Bang Zekma edit habis tulisan yang ku buat berjam-jam itu. mirisnya, besoknya tetap nggak terbit loh. :D

=====

Tanjungpinang, 19 September 2014 
11.17 malem. :*


Asrama Puteri Riau Yogyakarta


Sebagai alumni asrama tercinta ini, udah sewajarnya dong saya mengabadikan tempat ini lewat tulisan saya. :D

Namanya Asrama Puteri Riau Yogyakarta, ngga ada nama spesifik terkait penamaan asrama kami ini. Ngga seperti nama asrama daerah lainnya, semisal Asrama Puteri Sumbar "Bunda Kandung", atau Asrama Kaltim "Mangkaliat". Asrama kami cukup disebut Asrama Puteri Riau atau ASPURI untuk mempermudah penyebutannya.

Sebelumnya sempat bingung nyari referensi sejarah dan kapan berdirinya aspuri ini. Alhamdulillah, Ketua Aspuri periode 2013-2014, Nurul Hasanah, mau berbaik hati mengirimkan filenya (terimakasih adek :*).


#Asal muasal Aspuri

Konon, tahun 1960 (belum tau dunia saya :P) Pemrov Riau membeli dua bangunan tua, satu di daerah Bintaran Tengah No.2 yang kemudian dibangun Asrama Putera Riau, dan yang satu lagi di daerah Jalan RW. Monginsidi (dulu namanya Jalan Cemoro Jajar, karena dulunya pohon cemara tumbuh berjeje disepanjang jalan itu) No.10, dibangun untuk Asrama Putri Riau.

Jaman dulu itu, harga bangunan tua untuk dibangun aspuri itu harganya Rp350ribu. Iyah, dulu segitu itu udah mahal banget loh. Katanya lagi nih, konon bangunan tua itu adalah milik Belanda, yang dibuat sekitar tahun 1902, kebayang ngga sih tuanya (agak horor gitu jadinya :P). Jadi, tahun 2013 ini, bangunan aspuri udah berumur 111 tahun (gilak ga tuh, pantes hawanya beda)

Aspuri udah mengalami beberapa kali perbaikan, yakni tahun 1980/1981. terus tahun 1994/1995. tahun 2000/2001, tahun 2005/2006, rusak karena gempa jogja waktu itu dan terakhir tahun 20011. Perbaikan yang terus dilakukan, bukan tidak merubah bentuk bangunan. Tahun 2005/2006 lah, perbaikan dilakukan secara total. Aspuri yang dulunya berupa bangunan dengan model kuno dan berbentuk bangunan Belanda, dan cuma meiliki 9 kamar, sekarang telah disulap menjadi bangunan megah dua lantai yang meiliki 23 kamar tidur, dengan model lebih modern.

Terakhir tahun 2013 ini, perbaikan dan penyempurnaan Aspuri tetap dilakukan. Saya jadi teringat, awal-awal saya tinggal di aspuri. kalau ngga salah tahun 2010. Keadaan waktu itu sangat mengenaskan. Gimana ngga coba, tiap hujan datang, kamar warga rata-rata banjir. Karena apa? karena atapnya bocor. Belum lagi atap yang sering roboh (iya bener-bener jatuh atapnya). Kalau hujan datang, satu asrama itu gotong royong ngepel. Menyedihkan, tapi punya sejuta kesan buat kami.

Tapi, berkat perjuangan dan kegigihan Ketua kita waktu itu, rianti Gustina (Sekarang udah jadi guru di Rengat, Indragiri Hulu), dengan perjuangan berliku-liku, meski sering diomelin pemda, bolak balik Jogja-Riau, akhirnya jadilah di renovasi aspuri tercinta kami ini.








A.  Sejarah Singkat Asrama Putri Riau Yogyakarta
Bangunan yang dikenal dengan nama Asrama Putri Riau Yogyakarta disingkat dengan ASPURI adalah milik pemerintah provinsi Riau. Pada tahun 1960 Pemerintah Provinsi Riau membeli sepasang bangunan tua yang selanjutnya dikenal dengan nama Asrama Putra Riau Yogyakarta di Jl. Bintaran Tengah No. 2 dan Asrama Putri Riau Yogyakarta di Jl. Cemoro Jajar No. 10 (sekarang nama Jl nya berubah menjadi Jl. RW. Monginsidi No. 10). Pada waktu itu Asrama Putri Riau Yogyakarta dibeli dengan harga Rp. 350.000 (Tiga ratus lima puluh ribu rupiah). Tentunya keberadaan Ikatan Pelajar Riau dan orang tua (keluarga) Riau di Yogyakarta berperan besar dalam pengadaan asrama ini.
Menurut sejarahnya bangunan ini adalah milik Belanda. Bangunan ini dibangun sekitar tahun 1902. Jadi, pada tahun 2013 ini. bangunan ini sudah berumur sekitar 111 tahun. Bangunan Asrama Putri Riau ini sudah mengalami beberapa kali perbaikan yaitu pada tahun 1980/1981, tahun 1994/1995, tahun 2000/2001, tahun 2005/2006 dan terakhir kali pada tahun 2011. Perbaikan pada tahun 2005/2006 bangunan ini berubah total, yang dulunya berbentuk bangunan Belanda yang hanya mempunyai 9 kamar tidur sekarang berubah menjadi 23 kamar tidur dan bangunannya tidak berbentuk bangunan Belanda lagi.
Asrama Putri Riau Yogyakarta adalah lembaga semi otonom yang pengelolaannya diserahkan kepada pengurus dan anggota/warga Asrama Putri Riau Yogyakarta. Pengurus Asrama Putri Riau Yogyakarta bertanggung jawab kepada anggota/warga Asrama Putri Riau Yogyakarta. Anggota/warga Asrama Putri Riau Yogyakarta adalah anggota komisariat yang tergabung kedalam organisasi Ikatan Pelajar Riau Yogyakarta (IPRY) yang telah memenuhi syarat-syarat untuk menjadi anggota/warga Asrama Putri Riau Yogyakarta.

B.  Sejarah kepengurusan
Secara umum dalam penyusunan atau pembentukan pengurus Asrama Putri Riau Yogyakarta periode 2013/2014 berawal dari hasil keputusan Musyawarah Tahunan Anggota Asrama Putri Riau Yogyakarta pada tanggal 13-14 April 2013, yang telah menghasilkan kami sebagai formatur. Melalui rapat pada tanggal 21 April dibantu oleh made formatur, maka terbentuklah pengurus Asrama Putri Riau Yogyakarta periode 2013/2014 dan dilantik oleh penasehat Asrama Putri Riau Yogyakarta dan disaksikan oleh ketua IPRY pada tanggal 1 Juni 2013. Masa jabatan kepengurusan Asrama Putri Riau Yogyakarta yang kami emban kurang lebih satu tahun guna merealisasikan program kerja yang telah direncanakan.

C.  Kepengurusan
Kepengurusan hanyalah sebuah tim yang bekerja untuk suatu komunitas yang mempunyai tujuan. Kepengurusan ditunjuk oleh warga sebagai tim yang dipercaya mampu menjalankan segala prosesi dalam mencapai tujuan bersama yang secara verbal dijelaskan dalam program kerja yang ditawarkan.
Pengurus dan warga adalah satu kesatuan yang utuh, yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai tujuan Asrama. Kesadaran dan rasa memiliki yang tertanam dalam diri pribadi setiap individu sangat dibutuhkan. Bermula dari rasa memiliki dan kesadaran itulah akan muncul suatu etos kerja yang selanjutnya menimbulkan kerjasama yang baik antara pengurus dan warga Asrama Putri Riau Yogyakarta. Selama periode kepengurusan ini, terbentuk kepengurusan yang cukup solid antara ketua, sekretaris, bendahara, koordinator dan staf dari setiap divisi.**

Kamis, 18 September 2014


Reuni #Part 1 

Sepertinya sudah cukup lama tak membuka blog abal-abal ini. Tidak terasa juga, nyaris genap 1 tahun aku bekerja di perusahaan media ini sebagai jurnalis. Selalu ngakak ketawa ketiwi sendiri kalau ingat awal-awal liputan dulu. Waktu itu, rasanya kalau ada kamera pengennya melambaikan tangan mulu. Pengen nyerah, Kenapa? karena 3 bulan awal atau setengah tahun pertama itu rasanya sakit sekali mencari berita. Pait banget!! Gimana tidak, aku bener-bener buta segala yang berkaitan dengan berita. Menulis beritapun aku tak pernah, apalagi harus nguber-nguber nara sumber yang sama sekali tidak dikenal. Ironisnya waktu itu, pelatihan sama sekali tak ku dapatkan.. Haha ampun-ampunan. 

Hari pertama masuk kerja, kumpul di morning bakery. dengan teganya, si koordinator liputan (waktu itu Bang Zekma) langsung meminta kami liputan. what??!! yang bener saja. aku bahkan tak tau harus buat berita apa? bagaimana cara wawancara dan segala macam tetek bengeknya. Sial!!

Akhirnya, setelah mikir keras dan dapat masukan dari Fatih (kami masuknya barengan), aku dapat liputan perdanaku. Liputan hari sumpah pemuda. karena kebetulan hari itu bertepatan tanggal 28 Oktober 2013, bersempena hari sumpah pemuda. Gugup sekali waktu itu. Diam-diam aku berfikir keras, aku mau tanya apa? Ya sudah ku pendam saja. Dari Fatih kuperoleh nomor kontak seorang mahasiswa yang malam sebelumnya menggelar acara memperingati hari sumpah pemuda. Kuikuti saja, toh aku memang buta kayu.

Kuhubungi, tapi yang bersangkutan mengatakan sedang mengajar, akhirnya dari dia kuperoleh nomor lainnya. Dan dari nomor lainnya ku peroleh nomor lainnya lagi. Sampai kemudian berakhir ke nomor salah satu dosen UMRAH, Muharroni. Yap. Dia orang pertama yang beruntung ku wawancara. :P

Ditemani Farah (wartawan juga), kami menuju Pamedan, tempat yang aku dan calon narsum sepakati untuk memulai eksekusi. Sumpah deg-degan. Sebelum memulai, sempat bertanya ke Fara bagaimana cara memulai wawancara. Fara tidak banyak menjelaskan. "Coba saja, seperti ngobrol-ngobrol," kurang lebih begitu katanya, kalau tak salah ingat. Waktu itu, narsum sangat berapi-api menjelaskan tentang penggunaan Bahasa Indonesia. Sialnya aku, si Dosen ini ternyata bawel (Bang Muharroni, begitulah kesan pertama aku mengenalmu haha).Dan dongoknya aku, sejam beliau ngomong, sejam juga ku sodorkan perekam. Gila, fikirku. Bagaimana caranya ku tulis sepanjang itu. 

Yes. Akhirnya wawancara perdanaku selesai. Aku lega sekali. Lega karena tanganku sudah kesemutan dan pegal memegang recorder ke Dosen itu. Sesampainya di kantor, aku pening lagi. Ya salam, ini rekaman panjang banget, aku membatin. Aku tambah kalut karena tak tahu harus nulis darimana, apa yang mau ku tulis. Aku bengong. 

Pasrah, ku tulis saja sesukaku. Waktu itu aku tidak tahu lead berita harus bagaimana dan seperti apa. Untungnya, si Dosen tadi memberikan beberapa lembar tulisan berisikan apa yang tadi diucapkan saat wawancara, dan itu saja yang ku tulis. Selamat selamat. Dan yang selalu bikin aku ngakak kalau ingat, saat itu menulis satu berita saja, membutuhkan waktu berjam-jam saudara sekalian. Yap. Menulis 3 jam, dan membaca berkali-kali sampai 2 jam. Jadi gini, pulang ke kantor waktu itu pukul 11, dengan membawa 1 bahan berita. Lalu ngetik hingga pukul 3, dan bene-bener yakin sama tulisan setelah pukul 6. Dan sakitnya, itu tulisan diedit habis sama Bang Zekma. Setelah itu dikirim ke email redaktur. Dan yang membuat bertambah sakt, beritanya tak terbit keesokan harinya,... ahahaha paitpait. Tapi suailah, aku sadar juga mutu tulisanku . :D

Eh udah dulu yah.. berhubung jam 09.00 WIB ini ada liputan di kantor arsip. dan sekarang dah jam 08.06 WIB. Belum mandi. Ntar disambung lagi.