Jumat, 21 November 2014

Tanjungpinang Kampong Kite

 
                                     Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (KEPRI)

          Kepri Fashion Carnival Regalia 2014

    Pulau Bayan, Tanjungpinang, Provinsi Kepri

    Hutan Bakau


Senin, 17 November 2014

Mereka Alien

Mereka Alien!

Berada di Yogyakarta lebih dari lima tahun, membuat aku kehilangan kontak dengan teman-teman semasa SMA maupun teman lainnya. Bukan salah Yogyanya, juga bukan salahku. Tapi Lantaran beberapa kali ponsel ku hilang di Kota pelajar itu. Jadi, untuk menyimpan kembali keseluruhan kontak rasanya sudah tidak mungkin. Jadilah satu persatuan mulai hilang.

Kalaupun masih ada satu dua tiga empat ataupun lima temanku di Tanjungpinang, rasanya juga sudah berubah. Canggung, dan tak sehangat dulu. Waktu ternyata mampu merubah semua ya. Bukan salah mereka, karena aku juga berubah. Jika kebetulan bertemu, paling hanya menyunggingkan senyum sekedarnya, kemudian tegur sapa pertanda tidak lupa.

Mereka alien! Begitu aku menyebutnya. Tentu saja bukan alien dalam makna yang sebenarnya. Tapi lebih ke makna asing. Ya! Aku merasa mereka adalah orang yang berbeda, dan menjadi asing bagiku. Sekali dua kali aku coba mengirim BBM mencoba menghangatkan kembali persahabatan yang dulu pernah terjalin. Hasilnya? Nol besar. Pada akhirnya, nama-nama mereka beserta PIN BBM yang ada sebatas koleksi di smartphone ku.***


Minggu, 16 November 2014

Festival Zapin Tanjungpinang

Dipadati Penonton, Berharap Peserta Dari Mancanegara
*) Gelaran Perdana Festival Zapin Tanjungpinang

Festival Zapin yang ditaja Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kota Tanjungpinang, mampu menyedot animo masyarakat Kota Tanjungpinang untuk berbondong-bondong menyaksikan pagelaran perdananya di tahun 2014 ini. Seperti apa ceritanya?

LARA ANITA, Tanjungpinang

Sabtu (8/11) malam, Gurindam Square yang berlokasi tak jauh dari Gedung Daerah dipadati ratusan masyarakat. Ada apa? Padahal biasanya lahan kosong tersebut kerap sepi, meskipun saat liburan tiba. Rupanya tengah digelar sebuah pagelaran seni tari. Tepatnya adalah festival zapin Tanjungpinang.

Ratusan penonton terpaksa berjubelan untuk menyaksikan aksi dari setiap penari. Maklum, lapangan tidak disediakan sarana memadai untuk penonton. Sehingga penonton terpaksa berdiri berjam-jam, dan tak jarang terpaksa menjinjitkan kakinya. Karena yang berada di depannya lebih tinggi darinya. "Aduh nggak keliatan," begitu ujaran yang kerap dilontarkan penonton. 

Festival zapin ini digelar oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kota Tanjungpinang. Dan merupakan iven perdana. Sudah tepat rasanya pemilihan lokasi pementasan di Gurindam Square yang dekat dengan Tepilaut. Pasalnya, Tepilaut selalu ramai pengunjung. Pengunjung Tepilaut yang penasaran akan dengan mudah menjangkau lokasi acara. 

Festival zapin ini digelar dua hari, sejak Jumat (7/11) lalu. Sebelumnya, dilombakan tarian zapin tradisi, yakni Zapin Pulau Penyengat. Sedangkan di Sabtu malam, dilombakan tarian zapin kreasi. Peserta yang hadir tidak hanya dari Tanjungpinang dan Bintan saja. Melainkan datang dari perwakilan beberapa daerah, seperti Kabupaten Siak, Rokan Hilir, Pekan Baru, Bengkalis dan Palembang. 

Peserta tari dari Kabupaten Siak                                                        F. Albet / Posmetro 

Kepala Disparekraf Kota Tanjungpinang, Juramadi Esram mengatakan, disebabkan keterlambatan menyurati kabupaten maupun kota di Kepri untuk mengikuti iven ini. Sehingga peserta yang ada hanya 12 kelompok. "Untuk ke depan, kami akan menginformasikan jauh-jauh hari," tuturnya.

Kegiatan ini juga, merupakan salah satu upaya membangkitkan semangat budaya melayu. Selain itu, juga untuk memeriahkan Kepri Carnival dan juga Tour de Bintan. Untuk kedepan, cakupan peserta akan ditambah. Tidak hanya dari dalam negeri saja. Melainkan dari negara tetangga, seperti Malaysia, dan Singapura. "Kita akan mengundang semua daerah yang mempunyai zapin tradisional dan zapin kreasi," tuturnya.

Beberapa warga yang ditemui di lokasi memberikan respon positif terhadap pagelaran tersebut. Rahmi Syarif misalnya. Gadis berkerudung yang beralamat di Jalan Kampung Jawa ini mengaku senang dengan pementasan seni tari. Karena menurutnya, sudah wajar jika di tanah melayu, pagelaran seni tari diadakan. "Kita kan di tanah melayu. Jadi harus begini dong," ujarnya. Tapi, kata dia, untuk kedepannya, harus diperhatikan penonton yang berasal dari masyarakat awam. Sebab, ia mengaku kesulitan untuk melihat dengan jelas akibat tidak disediakan lokasi yang memadai. "Kami mau nonton susah. Itu sebenarnya acara buat masyarakat apa tamu_tamu terhormat saja?. Kami kan juga mau nonton," tukasnya. ***

Warna warni pelaksanaan tes CPNS

Dimarahi Orangtua Sampai Salah Jadwal
*) Ujian Calon Pegawai Negeri Sipil Kota Tanjungpinang

Tidak hanya peserta ujian yang deg-degan dalam pelaksanaan tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) Kota Tanjungpinang tahun 2014. Rupanya para orangtua pun demikian. Bisa dikatakan, orang tua lah yang paling heboh menanti hasil ujian sang anak di ruang tunggu.

LARA ANITA, Tanjungpinang

Minggu (16/11) kemarin adalah hari ke dua pelaksanaan ujian CPNS Kota Tanjungpinang tahun 2014 yang digelar di lantai tiga Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tanjungpinang. Tahun ini memang sistemnya telah berubah, yakni menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT). Sehingga ujiannya menggunakan sistem komputerisasi. Sebanyak 3697 peserta yang berhasil melalui seleksi administrasi beberapa waktu lalu harus melalui tahapan ini sebelum akhirnya dapat menyandang gelar PNS. Tentu bukan hal mudah untuk dapat melewati tahapan kali ini. Peserta harus mampu mengerjakan 100 soal ujian yang terdiri dari tiga jeni soal, yakni TWK, TIU dan TKP dalam waktu yang singkat, 90 menit saja.
 
Peserta ujian mendaftarkan diri sesaat sebelum ujian

Apakah nilai tinggi dapat menjamin peserta lolos? Tentu tidak. Peserta harus mampu melewati passing grade dari ketiga jenis soal tersebut. Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) passing grade nya 70, Tes Inteligensi Umum (TIU) passing gradenya 75 dan Tes Kepribadian (TKP) passing grade nya 126. Kendati total jumlah nilai yang diperoleh tinggi, peserta harus mampu melampaui passing grade ke tiga jenis soal itu.  Jika tidak, otomatis peserta gugur. Namun, lulus passing grade di ketiga jenis soal juga tidak menjamin peserta lolos dengan mudah. Kenapa? Karena sistem saat ini menggunakan sistem ranking. Peserta dengan jumlah nilai tertinggi lah yang lebih berhak lulus.

Kemungkinan besar, hal itu juga yang menyebabkan tidak hanya peserta saja yang was-was. Para orang tua dan pengantar yang tengah menunggu juga tidak kalah hebohnya. Saat si anak tengah ujian di lantai tiga Gedung DPRD Kota Tanjungpinang, para orang tua dan pengantar menunggu di lantai dasar. Dimana di lantai tersebut telah disediakan sebuah layar monitor berukuran cukup besar. Layar tersebut berisikan nama-nama peserta ujian, berikut hasil TWK, TIU dan juga TKP. Dari layar itu, para orang tua dan juga pengantar dapat mengetahui hasil peserta. Tidak hanya hasil akhir yang ditampilkan, melainkan setiap detil hasil jawaban yang dipilih. Peserta dinyatakan lulus jika nama yang tertera beserta nilai berwarna hitam. Jika merah yang didapat, maka akan berlaku kebalikannya. Jadi sudah bisa ditebak bagaimana hebohnya para orang tua melihat hasil anaknya dari layar tersebut. Apalagi jika nilai belum mencukupi, tetapi waktu yang tersisa tinggal sedikit lagi. Heboh sekali.

Ada satu kejadian cukup menarik perhatian kemarin. Ketika salah satu peserta telah selesai mengerjakan soal. Saat ia menuruni tangga, tiba-tiba seorang bapak berteriak ke arah peserta tadi. "Kenapa tadi dirubah jawabannya. Jadinya gagal kan," ujar bapak tersebut sedikit kesal ke peserta ujian yang ternyata adalah anaknya itu. Apa pasal? Rupanya sang anak, yang bernama Nur Elisya Rianti itu merubah jawaban pada soal TWK. Sebelum dirubah, nilai sang anak adalah 70. Nilai itu sesuai dengan passing grade TWK. Sayangnya kemudian Elisya merubahnya yang ternyata pilihannya salah, sehingga nilainya turun menjadi 65 untuk TWK, 105 untuk TIU dan TKP 158. Kendati nilai keseluruhannya adalah 328, Otomatis ia gagal, karena tidak lulus di TWK. Hal itu yang membuat sang bapak terlihat kesal. 

Ramai-ramai melihat hasil ujian 

Kejadian unik lainnya kemarin, ada satu peserta ujian yang terlambat hadir. Dan tidak diperbolehkan ikut ujian. Seorang panitia ujian, Prasetyo menyayangkan keterlambatan peserta tersebut. Padahal menurutnya, panitia telah mengabarkan perihal kedatangan peserta di lokasi ujian. "Sebelumnya sudah diberitahukan satu jam sebelum mulai sudah hadir ditempat. Tapi malah datang terlambat. Kami juga tidak bisa berbuat apa-apa, karena yang berada di ruangan adalah pegawai BKN," tuturnya. 

Selain itu, ada juga peserta yang salah jadwal. Peserta bernama Jack Rafdinal dengan tergesa-gesa menghampiri meja panitia yang berada tidak jauh dari tangga ketika waktu hampir menunjukkan pukul 14.00 WIB. Ia dengan gesit akan membubuhkan tanda tangan. Namun, ketika dicari namanya ternyata tidak ada di kertas yang disodorkan oleh panitia. Panitia lantas memastikan kembali, apakah yang bersangkutan benar-benar mengikuti tes pada hari ini (kemarin, red). Jack dengan yakin menjawab kalau hari ini adalah jadwalnya ujian. "iya hari ini kok. Tanggal 16 November pukul 14.00 WIB," tegasnya. Panitia kemudian memintanya untuk mengecek kembali SMS yang dikirim oleh panitia. Berhubung saat itu ponsel yang bersangkutan berada di mobilnya. Dengan berlari kecil, ia langsung mengambil ponsel. Saat menuju panitia kembali, dengan senyum disunggingkan ia berujar kepada panitia. "Kok jadwal di SMS berubah ya?," ujar Jack terlihat menahan malu. Situasi itu sontak mengundang gelak tawa dari panitia dan beberapa orang yang hadir di lokasi tersebut. Ternyata jadwal ujian yang benar adalah Minggu (23/11) mendatang. 

Pelaksanaan ujian di hari kedua ini, diwarnai dengan hujan deras yang mengguyur kawasan Senggarang dan sekitarnya. Kondisi tersebut membuat panitia ujian cukup direpotkan. Bagaimana tidak, ternyata gedung dewan rawan bocor, terutama di bagian pinggiran gedungnya. Sehingga air hujan terjun bebas ke lokasi ujian. Khawatir layar monitor terkena tampias air hujan, panitia lantas memindahkan layar monitor yang awalnya berada dekat dengan tangga naik, ke lokasi yang cukup aman. Jika sedikit saja panitia telat memindahkan, layar pasti sudah rusak. Kenapa? Tidak sampai lima menit layar dipindahkan, hujan turun dengan sangat deras. Sehingga air yang turun ke lantai satu juga dalam jumlah besar, tepat di lokasi awal layar diletakkan. "Untung dah dipindahkan," ujar seorang panitia. Panitia juga terpaksa membersihkan lantai yang banjir akibat bocornya atap gedung. Beruntung ruangan yang digunakan untuk ujian tidak bocor.

 Lokasi gedung dewan yang bocor

Pelaksanaan ujian CAT di Tanjungpinang cukup lama, yakni dimulai sejak tanggal 15 November sampai 1 Desember. Menurut Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Tanjungpinang, Raja Khairani, pelaksanaan memang cukup lama. Sebab, jumlah komputer yang sedikit. Pemerintah Kota Tanjungpinang hanya menyediakan 50 komputer saja. Untuk peserta hanya 48 komputer, karena dua unit digunakan oleh operatornya. Dalam sehari, jumlah peserta yang ikut tes hanya sekitar 240 orang saja. Itupun bergantian, dan dibuat lima sesi setiap harinya. "Kecuali Jumat. Kalau Jumat hanya empat sesi saja," tutur Khairani.

Khairani juga menjelaskan, kenapa tidak boleh ada peserta yang datang terlambat. "Satu menit pun tidak boleh datang terlambat. Karena dengan waktu yang singkat, kehadiran peserta yang terlambat akan mengganggu konsentrasi peserta lainnya," jelasnya. Ia juga menuturkan, hingga saat ini pelaksanaan Tes Kemampuan Bidang (TKB) belum bisa dipastikan. Sebab, belum ada tanggapan terkait itu oleh Kemenpan sendiri. "Kemungkinan besar tidak diadakan," ujarnya. Hal itu merujuk dari kebijakan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) yang mengatakan tahun 2014 ini semua urusan penerimaan CPNS harus sudah selesai ***