Sabtu, 12 September 2015

Mister Tukul Jalan-Jalan di Tanjungpinang


Siang (12/9) tadi adalah kali pertama aku bertemu artis kondang satu ini. Tukul Arwana, ternyata tidak hanya lucu sebatas di layar kaca. Di belakang layar sikapnya tak jauh berbeda.

Tanjungpinang

Siang itu, Blackberry ku bergetar. Kulirik, lantas kulihat. Ternyata ada satu pesan masuk. Si pengirim pesan, Kepala Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang, Juramadi Esram. Pesan yang terkirim pukul 10.50 WIB tersebut berisikan undangan makan siang untuk rekan media di salah satu restoran makanan laut, yaitu Sei Enam pukul 12.45 WIB. Aku cukup bersemangat. Bukan karena undangan makannya, melainkan Tukul Arwana, artis yang namanya kian melejit lewat program salah satu satu televisi swasta Bukan Empat Mata, juga hadir. Aku sebenarnya bukan penggemar fanatik para figur di televisi. Cuma terkadang, ada rasa penasaran seperti apa dia di belakang layar kaca. Masih tetap selucu itukah?

Untuk menjawab rasa penasaran, aku pun datang ke restoran yang dijanjikan. Memang tidak tepat waktu, alias ngaret. Tapi untunglah menu seafood di salah satu meja belum tandas dilahap teman-teman seprofesi (lho? Hehe). Sembari menuju meja yang kursinya masih kosong, aku mencari-cari dimana sosok Tukul si pembawa acara Famili 100 ini. Toleh kanan, toleh kiri. Nah itu dia, tengah melahap siput gonggong nya. Oh itu rupanya, fikirku. 

Setelah makan...

Entah karena bawaan, atau karena artis yang sudah terbiasa berada di depan banyak orang. Tukul mampu mencairkan suasana. Itu juga terjadi ketika ia menyampaikan, istilahnya sambutan di depan undangan yang hadir. Gelak tawa terus saja mengudara karena kelucuannya. Memang tidak ada yang berbeda. Tetap saja lucu seperti yang ku lihat di TV. 

Tiba-tiba aku ingin foto bareng... Dan eng ing eng. Setelah wawancara aku langsung saja sibuk minta foto bareng. Hahaha. Aku geli membayangkan. Mendadak ngidam pengen foto bareng. Eh eh, ternyata teman-teman wartawan lainnya juga pada heboh minta foto bareng. Buat kenang-kenangan, ujar beberapa di antaranya. 

Nyaris lupa. Oke ini ku jelasin sedikit yah, ada kepentingan apa nih Mas Tukul Arwana ke Tanjungpinang. 

Mas Tukul datang bersama kru Trans 7. Kedatangannya kali ke empat ini ke Kota Tanjungpinang adalah untuk syuting program Mister Tukul Jalan-Jalan yang tayang setiap Sabtu dan Minggu pukul 22.30 WIB. Dimana lokasi tepatnya syuting Mister Tukul Jalan-Jalan? Ada dua lokasi, lokasi pertama Pulau Penyengat dan lokasi kedua adalah Pulau Basing. 

Pulau Penyengat memang tidak asing di telinga. Karena gaungnya saja sudah terdengar hingga ke mancanegara. Tentu saja, karena Pulau Penyengat kaya akan sejarah penting kerajaan Melayu hingga peninggalannya yang melimpah ruah. Pemerintah Kota Tanjungpinang dan juga Pemrov Kepri, saat ini tengah mengupayakan pulau yang hanya berjarak sekitar 2 km dari pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang ini, masuk menjadi warisan budaya dunia. 

Lantas bagaimana dengan Pulau Basing? Aku yakin, banyak dari penduduk Tanjungpinang yang sama sekali tidak mengetahuinya. Lebih simpelnya, Pulau Basing ini terletak tepat berhadapan dengan pantai Tanjungsiambang. Tak tau juga Tanjungsiambang. Alamak oi. Pantai Tanjungsiambang itu berada di Dompak Laut. Pergi saja ke arah kantor gubernur, tapi jangan betul-betul pergi ke kantor gubernurya, harus benar-benar perhatikan petunjuk. Di tepi jalan ada penjelasan kemana arah ke Tanjungsiambang. Jika dirasa sulit, coba temukan pemilik warung yang ada di pinggiran jalan, tanyakan langsung dimana Tanjungsiambang itu hehe.

Sangat dimaklumi jika Tanjungsiambang dan Pulau Basing belum tersohor namanya ke seantero negeri. Wong dua lokasi itu adalah destinasi wisata baru di Kota Tanjungpinang kok. 

Apa yang menarik dari Pulau Basing? Dari cerita yang berkembang dari masyarakat setempat. Basing berasal dari kata 'asing'. Konon katanya, pulau tersebut digunakan oleh penjajah Belanda di jaman kerajaan melayu untuk mengasingkan tahanan. 

Tapi, dari penjelasan Mbak Novyanti, yang tak lain dan tak bukan adalah Produser program Mister Tukul Jalan-Jalan, diketahui dari hasil terawang yang dilakukan Ustad Solepati pada Jumat (11/9) malam, ternyata Pulau Basing dimanfaatkan oleh Belanda sebagai tempat hiburan. Baru seetalah invasi oleh penjajah Jepang, pulau tersebut dialihfungsikan menjadi penjara.

Di pulau Basing terdapat bangunan persegi, yang ketinggiannya menurutku mencapai sekitar 4-5 meter. Luasnya? belum tau. Tapi sangat luas menurutku. Masih kira-kira. Karena saat pertama datang ke lokasi itu, bangunan itu ditutupi pohon besar dan semak belukar. Kalau sekarang bagaimana? Lah aku belum kesana lagi loh. Waktu syuting nggak diajak sih. Kan, akunya jadi sedih. Hiks.

Kapan tayangnya? Menurut informasi sih akan tayang bulan Oktober 2015 mendatang. Lama amat? Loh, kok bawel. Lah wong acaranya Trans7 kok. Terus tanggal berapa persisnya? Hehehe tanya aja sama kru Trans7 nya ya :P. Aku lupa minta kontak kru nya. Coba ntar kita tanya ke Pak Kadisparnya yah.. :D
-------------

                Eyaaaa eyaaaaa eyaaaaaa!!!! 😜😜

    Nah, ini waktu makan di resto Sei Enam 

    Nah ini aku malu-malu ....

    Pulau Basing, Tanjungpinang, Provinsi Kepri.
    Foto diambil dari facebook Kadispar Kota Tanjungpinang, Juramadi Esram.