Kamis, 03 Maret 2016

Antusias Tonton Lomba Tradisional *)Pulau Penyengat Dipadati Pengunjung


-----Just Sharing; Late Post--------------


Bukan pemandangan biasa Pulau Penyengat dipadati pengunjung. Tapi hari ini berbeda, ribuan pengunjung terlihat berbondong-bondong memasuki dermaga kedatangan di Pulau Penyengat

LARA ANITA, Tanjungpinang 

Dermaga keberangkatan menuju Pulau Penyengat di Tanjungpinang telah dipadati masyarakat sejak pukul 10.00 WIB, Minggu (21/2) kemarin. Ini merupakan pemandangan yang tak biasa, bahkan di saat libur Hari Raya Idul Fitri sekalipun.  Saking padatnya, warga harus rela mengantri bermeter-meter panjangnya, demi  memperoleh giliran menaiki pompong untuk segera menyeberang. 

Perairan Tanjungpinang - Penyengat juga terlihat sibuk, karena banyaknya pompong yang berseliweran mengantarkan penumpang pulang pergi, tiada henti.

Adalah Festival Pulau Penyengat (FPP) yang merupakan penyebab utama membludaknya jumlah pengunjung ke PulauPenyengat. Bukan tanpa alasan yang kuat, orang-orang  berdatangan ke Pulau Penyengat adalah untuk menyaksikan FPP lantaran banyaknya jenis kegiatan yang diperlombakan. Berhubung hari ini (kemarin, red) adalah hari Minggu, didukung cuaca yang sangat mendukung, tidak panas dan tidak hujan. Maka jadilah waktu yang tepat untuk berwisata bersama keluarga.

Festival Pulau Penyengat merupakan iven perdana, yang memperoleh dukungan dari Kementerian Pariwisata dan diprakarsai oleh Pemerintah Kota Tanjung Pinang. 
Festival yang menyuguhkan 20 jenis kegiatan bercirikan melayu ini dilaksanakan selama lima hari, tepatnya tanggal 20-24 Februari 2016.  Beberapa perlombaan tradisional yang diadakan, seperti sampan layar, gurindam 12, jong, layang-layang, pukul bantal, gasing, ngambat itik, renang tradisional, dan kuliner melayu.
Pengunjung terlihat antusias menyaksikan perlombaan-perlombaan yang digelar, seperti pada perlombaan ngambat itik dan pukul bantal. Pada perlombaan ngambat itik, sejumlah itik akan dilepas di perairan, selanjutnya para peserta akan berlomba-lomba mengejar itik tersebut untuk ditangkap. Sangat lucu, karena peserta kesulitan ketika mengejar itik yang berlarian kesana kemari di permukaan laut. Karena kepayahan berlari dalam air, tidak sedikit peserta yang mengejar itik dengan cara berenang.
Bagaimana dengan perlombaan pukul bantal? Sesuai namanya, perlombaan ini menggunakan bantal guling sebagai senjatanya. Dua peserta terlebih dahulu duduk berhadapan di atas kayu pinang yang telah dibentuk serupa gawang. Baru setelah aba-aba diberikan, keduanya boleh saling memukul. Repotnya, bantal yang digunakan menjadi sangat berat karena basah. Sehingga peserta tidak bisa memukul dengan lincah. Dalam perlombaan ini, yang jatuh pertama kali, dialah yang kalah. Tapi jangan khawatir, karena dilakukan di atas air, peserta yang jatuh tidak akan mengalami cedera apapun. 
Para penonton juga memberikan semangat kepada peserta dengan meneriakkan yel-yel penyemangat dengan kompak. Tidak puas hanya menonton di pelantar, beberapa pengunjung akhirnya ikut masuk ke dalam air, menonton dari dekat sembari bermain air. 
Perlombaan lain juga tidak kalah serunya. Beberapa penonton mengaku senang dengan banyaknya kegiatan yang diadakan. Mereka mengaku bingung harus menentukan mana perlombaan yang akan ditonton terlebih dahulu. "Semua perlombaannya unik. Maunya nonton semua, tapi karena diadakan bersamaan, kami tidak bisa menonton semuanya dari awal," ujar Suryanto, warga Kijang Kabupaten Bintan yang datang bersama dua orang temannya.
Kamu pecinta sejarah? Dalam Festival Pulau Penyengat ini juga telah diagendakan kegiatan Seminar Gurindam 12 yang dilaksanakan Senin (22/2) mulai pukul 09.00 WIB di Balai Adat Pulau Penyengat. Dalam seminar ini, budayawan terkemuka di bumi melayu, Rida K Liamsi didapuk menjadi keynot speaker.  Dan akan menyampaikan makalah dengan judul Gurindam XII Karya yang Melintasi Zaman. 
Selain Rida K Liamsi,  juga akan diundang pembicara dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.  Sedangkan dari daerah  (Kepri, red) narasumber yang akan  diundang adalah Syamsul Bahrum (tokoh masyarakat), Abdul Malik (akademisi dari UMRAH Tanjungpinang), Raja Malik Hafrizal (Budayawan Pulau Penyengat), Raja Abdurrahman (Budayawan Pulau Penyengat),  dan Juramadi Esram, (Kadisparbud Kota Tanjungpinang).
Selain itu, juga akan digelar klinik sastra pada Selasa (23/2) dimulai pukul 09.00 WIB di Balai Adat.

lomba Sampan Jong

lomba pukul bantal


 ***

1 komentar: